Kamis, 14 Agustus 2008

Fatimah Al Zahra

Tidak asing lagi di telinga kita nama Fatimah al Zahra, salah seorang putri Nabi Muhammad Saw. yang terlahir dari rahim Sayidatina Khadijah Ra. Dia adalah putri yang paling dekat dan hidup paling lama bersama Rasulullah Saw.

Karena itu sejak kecil ia sudah mendapat bimbingan langsung dari Rasulullah, sehingga pada saatnya ia tumbuh menjadi seorang wanita yang berpendidikan sekaligus mempunyai ahlak yang mulia. Dia juga sangat terkenal di dunia Islam, sebab dari dia lah keturunan Nabi Muhamad Saw. Berkembang dan tersebar hampir di semua negeri Islam. Di dunia syiah beliau juga mendapatkan tempat tersendiri, yaitu menjadi sasaran pemujaan, begitu pula anak turunnya bersama Sayidina Ali Ra. disebut sebagai ahlu al bait, pewaris kepemimpinan Nabi Saw.
Fatimah dilahirkan di Mekah pada tanggal 20 Jumadilakhir, tahun 18 sebelum Hijriyah atau tahun kelima dari kerasulan. Beliau adalah putri bungsu Nabi Muhamad Saw. setelah (berturut-turut) Zainab, Ruqayah, dan Ummu Kultsum. Sedangkan saudara laki-lakinya yang tertua adalah Qasim dan Abdullah yang meninggal dunia pada usia muda.
Kehidupan Fatimah al Zahra dapat dibagi dalam dua periode, masa kanak-kanak di Mekah dan masa remaja serta masa dewasa di Madinah. Masa kanak-kanaknya dilalui dengan penuh penderitaan. Keluarganya hidup dalam keadaan yang menyedihkan, banyak tekanan dan penyiksaan. Pada masa itulah babak baru perjuangan Rasulullah Saw. Sangat berbeda dengan kehidupan yang dilewatinya pada masa-masa remaja dan dewasa di Madinah. Sebagai seorang putri pemimpin kota Madinah beliau tinggal di pusat kota yang paling berpengaruh.
Setahun setelah hijrah beliau dinikahkan dengan sahabat Ali bin Abi Talib. Sebelumnya banyak orang yang bermaksud untuk menikahinya, di antaranya adalah tokoh-tokoh sastra, kaum terpelajar, pahlawan-pahlawan perang, dan orang-orang kaya. Hal ini sangatlah wajar, karena beliau adalah wanita yang sangat terhormat, putri Rasulullah Saw. Sahabat Abu Bakar dan sahabat Umar juga pernah melamar beliau. Namun ditolak secara halus oleh Rasulullah Saw. Sahabat Ali sebenarnya tidak berani melamar Fatimah karena kemiskinannya. Akan tetapi Nabi Saw. begitu mendorongnya dengan memberikan bantuan sekadarnya untuk persiapan rumah tangga mereka. Mas kawinnya sebesar 500 dirham (+ 10 gram emas) yang sebagiannya diperoleh dengan menjual baju besinya. Rasulullah memilih Ali sebagai suami Fatimah karena ia adalah anggota keluarga yang sangat arif dan terpelajar disamping orang pertama yang masuk Islam.
Dari perkawinan Fatimah dengan Ali lahirlah Hasan dan Husein. Keduanya terkenal sebagai tokoh Syiah yang mati terbunuh di Karbala. Selain Hasan dan Husein juga lahir anak ketiga, yaitu Muhassin serta dua anak perempuan, Ummi Kulsum dan Zainab.
Kehidupan rumah tangga Fatimah sangatlah sederhana, bahkan sering juga kekurangan, sehingga beberapa kali harus menggadaikan barang-barang keperluan rumah tangga mereka untuk membeli makanan, sampai-sampai kerudung Fatimah pernah digadaikan kepada salah seorang Yahudi Madinah. Namun demikian, mereka tetap bahagia, lestari sebagai suami istri sampai akhir hayat.
Fatimah adalah putri kesayangan Rasulullah Saw. Sekali waktu Nabi Saw. pernah mengatakan kepada Ali: ” Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira maka ia telah membahagiakanku.” Ini dikatakan Rasulullah sehubungan dengan keinginan salah seorang tokoh kuraisy untuk menikahkan anak perempuannya dengan Ali. Nabi Muhamad mengatakan: ”Ceraikanlah dulu Fatimah jika Ali berniat untuk menikahinya.” Ini merupakan bukti kuat akan kecintaan Rasulullah Saw. Kepada putri bungsunya ini.
Memang Nabi Saw. sangat sayang kepada Fatimah. Sewaktu Nabi Saw. sakit keras menjelang wafatnya, Fatimah tiada hentinya menangis. Nabi Saw. memanggilnya seraya berbisik kepadanya dan tangisnya pun semakin bertambah. Setelah itu Nabi Saw. berbisik lagi kepadanya dan ia pun tersenyum. Kemudian hal itu ditanyakan kepada Fatimah. Dia menjawab bahwa dia menangis karena ayahnya memberitahukan kepadanya bahwa tak lama lagi ayahnya akan meninggal, tetapi dia tersenyum karena –seperti kata ayahnya- dialah yang pertama akan menjumpainya di akhirat nanti.
Fatimah adalah seorang wanita yang agung, seorang ahli hukum Islam, darinya banyak diriwayatkan hadis Nabi Saw. Dia adalah tokoh wanita dalam bidang kemasyarakatan, sangat sabar, dan akhlaknya sangat mulia.
Tak lama setelah wafatnya Rasulullah Saw, Fatimah jatuh sakit. Merasa ajal sudah dekat, beliau membersihkan dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian dibantu oleh iparnya, Asma bin Abi Talib. Beliau meninggal dengan satu pesan bahwa hanya Ali, suaminya saja yang boleh menyentuhnya.


1 komentar:

yuhikands forever mengatakan...

Aku sangat menyukai Sosok Fatimah Al-Zahra.... Beliau adalah sosok wanita yang sangat dikagumi oleh manusia, terkhusus untukku.... beliau adalah wanita yang sangat mulia di alam semesta ini..... Dan tak ada yang seperti beliau,,,
I love Fatimah Al-Zahra until the end..........